Kelompok 1
Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tentu membawa tantangan dan tuntutan yang semakin besar bagi individu. Menjadi mahasiswa di perguruan tinggi menghadapkan seseorang pada hal-hal baru yang tidak biasa dialami sebelumnya, yang dapat menimbulkan stres. Sistem pendidikan, beban studi, tugas-tugas yang menumpuk dengan batas waktu yang singkat, kerumitan mata kuliah, dan berbagai faktor lainnya dapat menyebabkan stres akademik pada mahasiswa. Stres akademik adalah stres yang berhubungan dengan proses menjalani kegiatan pendidikan, yang terjadi selama masa pendidikan dan disebabkan oleh tuntutan yang muncul selama periode tersebut. Stres ini terjadi ketika seseorang mengalami ketegangan emosional akibat kegagalan dalam memenuhi tuntutan tersebut (Thawabieh dan Naour, 2012).
Stres akademik sebenarnya merupakan hal yang normal terjadi karena stres akademik adalah bagian dari perkembangan diri. Hal ini termasuk menyesuaikan diri dengan tatanan sosial baru, mendapatkan peran dan tanggung jawab baru sebagai mahasiswa, menghadapi beban belajar dan konsep-konsep pendidikan yang berbeda dengan masa sekolah sebelumnya, beban akademik yang tinggi, belajar mengatur masalah keuangan, ketidakmampuan dalam manajemen waktu, harapan dan tantangan terhadap pencapaian akademik, perubahan gaya hidup dari masa sebelumnya, dan perkembangan konsep diri (Regehr, Glancy, dan Pitts, 2013).
Sebagai mahasiswa baru, ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Yaitu, sebagai mahasiswa baru menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan yang ada di perguruan tinggi dengan lebih mandiri dan menuntut dengan pemikiran kritis beserta fakta yang ada tentunya hal ini berbeda dengan pendidikan sebelumnya yang ada di SMA maupun SMK. Mahasiswa harus bisa memahami dan menguasai yang bersifat abstrak dan teoritis, dan juga mahasiswa baru merasakan pressure untuk berprestasi baik dari internal (dirinya sendiri) maupun dari eksternal (orang tua dan lingkungan sosial) yang mengharapkan hasil akademik yang baik. Tentunya stres yang dialami oleh setiap orang berbeda-beda, dan jenisnya juga bervariasi antar individu. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya yang berkontribusi terhadap stress akademik, yaitu perubahan dalam lingkungan sosial. ketika masuk ke dalam perguruan tinggi, mahasiswa seringkali harus beradaptasi dengan lingkungan baru, mereka perlu membangun relasi sosial dengan orang sekitar yang terkadang hal tersebut tidaklah mudah dilakukan oleh banyak individu. Selain itu, tuntutan akademik semakin tinggi maka dapat mengurangi waktu untuk bersosialisasi ataupun kegiatan yang dapat mengurangi stress, yang pada akhirnya bisa memperburuk kondisi stress tersebut.
Pada dasarnya stres akademik merupakan hal yang normal, terlebih bagi mahasiswa baru yang masih beradaptasi dengan lingkungan pendidikan dan pertemanannya. Tingkat stress yang dialami oleh setiap mahasiswa baru tentu juga berbeda, tergantung pada bagaimana cara setiap individu untuk merespon stressor yang muncul pada dirinya. Ada banyak cara ataupun koping yang dapat dilakukan oleh mahasiswa baru untuk mengatasi ataupun mengurangi tingkat stress yang dialaminya, seperti dengan berolahraga, membaca, traveling, dan melakukan kegiatan-kegiatan serupa yang dapat menyalurkan energi-energi negatif yang ada. Mahasiswa yang memiliki coping mechanism yang baik akan cenderung lebih mudah dalam mengatasi stress ataupun kecemasan. Sebaliknya, mahasiswa yang tidak memiliki coping mechanism yang baik akan cenderung mengalami stress atau kecemasan yang lebih tinggi. Bentuk coping stress yang dilakukan oleh mahasiswa baru tentu akan menentukan seberapa jauh langkah mereka selanjutnya dan seberapa baik mereka dapat mengatasi stress yang dialaminya (Negi, Khanna, & Aggarwal, 2019).
REFERENSI
Agustiningsih, N. (2019).Gambaran Stres Akademik dan Strategi Koping pada Mahasiswa Keperawatan. Jurnal Ners dan Kebidanan, 6 (2), 241–250.
Friedlander, L. J., Reid, G. J., Shupak, N., & Cribbie, R. (2007). Social support, self-esteem, and stress as predictors of adjustment to university among first-year undergraduates. Journal of college student development, 48(3), 259-274.
Mulya, H. A., & Indrawati, E. S. (2016). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan stres akademik pada mahasiswa tingkat pertama Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal Empati, 5(2), 296-302.
Negi, A. S., Khanna, A., & Aggarwal, R. (2019). Psychological health, stressors and coping mechanism of engineering students. International Journal of Adolescence and Youth, 24(4), 511-520.