Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan

Membangun Kekuatan di Tengah Perjuangan: Resiliensi Orang Tua pada Anak Penderita Kanker

Oleh:

Khoirotunnisa, Fadhillah Iqromah, Naila Winandan, Diah Ayu Putri Ningsih, Astia Putri Sutisna

Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Jakarta

“Saya kuat bukan karena saya tidak lelah, tapi karena saya ibunya.”- Ibu dari seorang anak 9 tahun penderita kanker

Pendahuluan
Kunjungan tim penulis untuk bertemu para orang tua dengan anak penderita kanker, sangatlah menginspirasi. Mereka menunjukkan kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi perjuangan ketika merawat serta mendampingi anak-anak mereka. Melihat hal tersebut, menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi tim peneliti, sehingga menginspirasi penulisan artikel ini. Ditengah segala keterbatasan dan tantangan, para orang tua ini tetap tegar mendampingi buah hati mereka yang sedang berjuang melawan terminal illness. Pengobatan pada anak penderita terminal illness membutuhkan waktu sangat lama dan menimbulkan efek samping, seperti permasalahan fisik, psikologis sosial dan juga spiritual baik pada anak maupun orang tua. Resiliensi dapat membantu orang tua dalam menghadapi perjuangan anak penderita kanker terminal. Sebagai pelengkap harapan, ketahanan psikologis berfungsi sebagai dasar yang mendukung yang diyakini dapat meningkatkan pengalaman harapan orang tua dan memberikan dukungan penting selama pengasuhan (Li et al., 2022; Toledano-Toledano et al., 2021; Zadeh et al., 2021). Resiliensi Psikologi merupakan kemampuan individu untuk bertahan dan bangkit dari tekanan atau situasi sulit. Resiliensi bukan berarti tidak pernah lelah ataupun merasa sedih, tapi kemampuan untuk terus bergerak maju meskipun hati
terluka. Bagi orang tua dari anak penderita kanker, resiliensi menjadi kunci utama. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga sebagai sumber ketenangan dan kekuatan bagi anak yang sedang berjuang.

 

Tantangan dalam mengatasi kesulitan
Terdapat beberapa tantangan pada orang tua dalam merawat anak penderita kanker, yang di mana ada berbagai bentuk penolakan dari anak seperti menolak minum obat, tidak ingin kembali dirawat di rumah sakit, menolak makan, tidak mau beristirahat, hingga tidak ingin menggunakan masker saat berada di luar rumah merupakan tantangan tersendiri (Tidwell, 2008). Mendampingi anak yang menjalani pengobatan kanker bukanlah tugas yang ringan. Bagi banyak orang tua, proses ini menghadirkan berbagai tantangan yang menguras tenaga, emosi, dan pikiran. Dalam wawancara yang dilakukan di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia, para orang tua mengungkapkan berbagai kesulitan yang mereka alami. Seperti anak yang awalnya menolak untuk pergi ke rumah sakit, namun para orang tua itu terus berusaha untuk terus membangkitkan motivasi anak. “Kadang saya pengen nangis terus, tapi saya tahan, karena saya nggak mau anak saya lihat saya lemah” ungkap salah satu ibu.

Darimana kekuatan itu datang?

Ketika ditanya dari mana kekuatan itu berasal, mayoritas orang tua menjawab tanpa ragu: dari anak mereka sendiri. Cinta terhadap anak menjadi sumber energi yang tak pernah habis. Mereka tidak memandang kelelahan atau kesedihan sebagai hambatan, melainkan sebagai bagian dari perjuangan. Terakhir, mereka belajar untuk fokus pada hari ini. Tidak semua hal bisa diprediksi, dan itu bukan alasan untuk menyerah. Dengan mensyukuri hal-hal kecil—seperti anak yang bisa tertawa hari ini—mereka tetap bertahan, satu hari demi satu hari. “Saya kuat karena saya ibunya,” ungkap salah satu orang tua. Kalimat ini menggambarkan bagaimana kasih sayang dapat menjadi kekuatan luar biasa yang menopang di tengah tekanan.

Beradaptasi dan membangun kekuatan bersama.
Para orang tua di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia menjadikan tempat ini sebagai “rumah” bagi mereka. Seperti yang diungkapkan salah satu ibu dari anak usia 9 tahun penderita kanker, di sini mereka saling berbagi tugas, berbagi cerita, dan saling menguatkan satu sama lain. Kebersamaan ini membuat mereka merasa tidak sendiri dalam menghadapi perjuangan yang berat. Saling dukung dan tolong-menolong menjadi kekuatan yang membantu mereka menjalani hari-hari yang sulit. Yayasan ini menjadi tempat yang memberi harapan dan kekuatan bagi setiap keluarga.

Penutup
Hasil wawancara yang dilakukan di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia menunjukkan bahwa orang tua menghadapi berbagai tantangan dalam merawat anak penderita kanker, seperti penolakan anak terhadap pengobatan, keengganan untuk kembali ke rumah sakit, serta tekanan emosional yang terus-menerus. Meski menghadapi situasi yang sulit, sebagian besar orang tua menyampaikan bahwa kekuatan mereka bersumber dari cinta terhadap anak. Kasih sayang menjadi dorongan utama untuk terus bertahan dan memberikan dukungan secara penuh selama proses pengobatan berlangsung.

Selain kekuatan yang berasal dari diri sendiri, dukungan sosial dari komunitas di yayasan turut berperan besar dalam menjaga ketahanan mental orang tua. Melalui kebersamaan, saling berbagi pengalaman, serta saling menguatkan satu sama lain, mereka merasa tidak sendiri dalam menghadapi perjuangan ini. Cinta, kebersamaan, dan rasa syukur atas hal-hal kecil menjadi kunci yang membantu orang tua menjalani hari demi hari dalam mendampingi anak melawan kanker.

Orang tua dari anak yang menderita kanker disarankan untuk memperoleh dukungan sosial yang mencakup aspek emosional, instrumental, dan informasi. Dukungan semacam ini telah terbukti memiliki kaitan positif terhadap peningkatan ketahanan (resiliensi) orang tua dalam menghadapi proses pengobatan anak (Hasanah et al., 2021). Adanya dukungan sosial yang memadai dapat meringankan tekanan psikologis serta memperkuat daya tahan mental orang tua, sehingga mereka mampu mendampingi anak secara lebih efektif selama menjalani perawatan.

Referensi
Hasanah, P. N., Haryanti, F., & Lusmiasari, L. (2021). Hubungan stres pengasuhan dengan resiliensi orang tua anak penyandang kanker. Jurnal Asuhan Ibu dan Anak (JAIA), 6(1), 23–30. https://journal.unisa-bandung.ac.id/index.php/JAIA/article/view/308
Koyu, H. O., Algül, G., Altay, N., & Kilicarslan, E. (2024). The effect of psychological resilience and spiritual well-being on the experience of hope in parents of children with cancer. Journal of Pediatric Nursing, 76, e34–e41. https://doi.org/10.1016/j.pedn.2024.01.016
Luo, Y., Li, H. C. W., Xia, W., Cheung, A. T., Ho, L. L. K., & Chung, J. O. K. (2022). The lived experience of resilience in parents of children with cancer: A phenomenological study. Frontiers in Pediatrics, 10, Article 871435. https://doi.org/10.3389/fped.2022.871435
Pusmaika, Rangga., Indrayani., Agustin, Dewi. Demang, Fransisca Yuniati. (2020). PENGALAMAN ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK PENDERITA KANKER DI RUMAH HARAPAN YAYASAN VALENCIA JAKARTA. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal. 11. 1-15. https://doi.org/10.34305/jikbh.v11i1.149

Leave a Reply