Oleh
Widya Ayu Puspita Ningrum, Anisa Tri Yanuaty dan Naila Winandan
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana
ABSTRAK
Perkembangan sosial anak merupakan aspek krusial dalam proses tumbuh kembang yang dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungan, khususnya lingkungan sekolah. Sekolah tidak hanya menjadi tempat anak memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk keterampilan sosial melalui interaksi dengan guru dan teman sebaya. Artikel ini membahas pengaruh lingkungan kelas terhadap perkembangan sosial anak, dengan menekankan pentingnya iklim emosional yang aman, hubungan positif antara guru dan siswa, serta interaksi sehat antar teman sebaya. Selain itu, ciri-ciri lingkungan kelas yang mendukung perkembangan sosial anak juga dijelaskan, seperti struktur kelas yang jelas, kesempatan untuk ekspresi diri, serta lingkungan fisik yang nyaman. Hasil kajian menunjukkan bahwa lingkungan kelas yang positif dan kondusif dapat memperkuat kepercayaan diri, empati, dan kemampuan anak dalam beradaptasi dengan norma sosial. Dengan demikian, menciptakan lingkungan kelas yang mendukung merupakan upaya strategis dalam membentuk anak yang sosial, adaptif, dan siap menghadapi kehidupan bermasyarakat. Kata kunci: perkembangan sosial anak, lingkungan kelas, interaksi sosial, hubungan guru-siswa, pembelajaran sosial
PENDAHULUAN
Perkembangan sosial anak merupakan bagian penting dari proses tumbuh kembang. Hal ini mencakup kemampuan anak dalam berinteraksi, membentuk hubungan sosial, serta menyesuaikan diri dengan aturan dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Sekolah berperan sebagai lingkungan utama yang signifikan dalam membentuk keterampilan sosial anak. Di lingkungan sekolah, anak-anak tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga belajar berkomunikasi, bekerja sama, serta mengelola emosi mereka melalui interaksi sosial sehari-hari. Oleh karena itu, sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk perkembangan sosial anak secara menyeluruh. Erikson menyatakan bahwa tahap perkembangan sosial merupakan komponen penting dalam masa awal kehidupan. Perkembangan sosial mencakup kemampuan anak dalam menjalin hubungan dengan orang lain, memahami peran sosialnya, serta menyesuaikan diri dengan norma sosial (Rubin et al., 2006). Vygotsky (1978) juga menekankan pentingnya interaksi sosial dalam mendukung perkembangan kognitif dan sosial anak. Dalam kerangka zona perkembangan proksimal, anak belajar melalui interaksi dengan individu yang lebih kompeten. Penelitian oleh Wang et al. (2020) menunjukkan bahwa iklim kelas yang positif dapat meningkatkan kemampuan sosial anak dalam berinteraksi, membangun empati, serta memperkuat relasi interpersonal. Lingkungan yang suportif membantu anak merasa aman untuk berekspresi dan mengembangkan keterampilan sosial yang lebih kompleks. Hal ini sejalan dengan temuan Putri & Harahap (2020), yang menyatakan bahwa hubungan interpersonal yang dibangun dalam lingkungan sekolah mempengaruhi perilaku sosial anak secara signifikan.
PENGARUH LINGKUNGAN KELAS PADA PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK
Saat anak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, akan terbentuk hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Orang tua, sekolah, teman sebaya, dan orang dewasa adalah lingkungan sosial yang dimaksud (Utami, 2018). Lingkungan sekolah sangat penting untuk membentuk karakter siswa, jadi guru dan orang tua harus aktif (Hikmawati et al., 2022). Menurut Saroni (2006) dan Kusmoro (2008), lingkungan belajar terdiri dari dua komponen utama: lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial sendiri mencakup kondisi interaksi yang terjadi selama kegiatan belajar, termasuk pola hubungan antara siswa dengan guru, siswa dengan sumber belajar lainnya, dan siswa dengan satu sama lain. Untuk membuat lingkungan sosial yang baik, siswa dan guru harus berinteraksi satu sama lain dengan cara yang seimbang.
CIRI-CIRI LINGKUNGAN KELAS YANG BAIK
-
Iklim Emosional yang Aman dan Mendukung
Sebuah lingkungan kelas yang positif membuat anak merasa aman secara emosional, yang sangat penting untuk membangun hubungan sosial yang sehat (Putri & Harahap, 2020). Lingkungan kelas yang positif juga mengajarkan anak-anak cara mengekspresikan emosi mereka dengan baik dan berinteraksi dengan orang lain dengan baik (Zee & Koomen, 2016). -
Hubungan Positif antara Guru dan Siswa
Rasa aman dan penghargaan yang diberikan oleh hubungan guru-siswa yang hangat dan suportif berdampak pada kepercayaan diri dan keterampilan sosial siswa (Wang et al., 2020). Guru yang responsif juga membantu siswa lebih mudah terlibat dalam kegiatan sosial bersama teman sebaya mereka (Zee & Koomen, 2016). -
Interaksi Teman Sebaya yang Sehat
Kelas yang mendorong komunikasi terbuka dan kerja sama mendorong perkembangan empati, kerja sama, dan pengendalian diri (Nuryani, 2021). Interaksi positif ini mengurangi kemungkinan konflik dan meningkatkan rasa memiliki siswa (Putri & Harahap, 2020). -
Aturan dan Struktur Kelas yang Jelas
Struktur kelas yang baik menghindarkan anak dari kebingungan dan menciptakan stabilitas yang mendukung perilaku sosial positif. Aturan yang konsisten membantu anak memahami ekspektasi sosial dan belajar mengontrol diri (Wulandari, 2021). -
Kesempatan untuk Ekspresi Diri dan Partisipasi Aktif
Karena ruang untuk ekspresi dan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan kelas meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan komunikasi, kelas yang memberikan ruang untuk ekspresi juga meningkatkan hubungan sosial dan rasa tanggung jawab siswa (Wang et al., 2020). -
Dukungan terhadap Empati dan Toleransi
Anak-anak belajar menerima dan menghormati orang lain melalui lingkungan yang menumbuhkan empati, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan (Kemendikbud, 2023). Sejak dini, ini sangat penting untuk membangun kepekaan sosial (Putri & Harahap, 2020). -
Lingkungan Fisik yang Mendukung
Menurut Wulandari (2021), lingkungan kelas yang rapi, terang, bersih, dan nyaman meningkatkan mood siswa dan meningkatkan keterlibatan sosial di dalam kelas. Selain itu, desain fisik seperti ruang terbuka atau meja melingkar mendorong interaksi yang lebih intens di antara siswa (Rahayu, 2022).
KESIMPULAN
Melalui berbagai interaksi yang terjadi di lingkungan kelas, sekolah memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan sosial anak. Lingkungan kelas yang positif, aman secara emosional, dan didukung oleh hubungan yang hangat antara guru dan siswa, serta interaksi sehat antar teman sebaya, menjadi pondasi penting untuk menumbuhkan keterampilan sosial anak. Pengalaman belajar sosial siswa di sekolah juga diperkuat oleh struktur kelas yang jelas, kesempatan untuk berbicara, dan lingkungan fisik yang mendukung (Putri & Harahap, 2020; Wang et al., 2020; Wulandari, 2021). Oleh karena itu, lingkungan kelas yang baik tidak hanya membantu siswa berprestasi akademik, tetapi juga sangat penting untuk membangun individu anak yang sosial dan mampu hidup dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.
Kemendikbud. (2023). Pentingnya pembelajaran sosial dan emosional dalam pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Latief, A. (2023). Peranan pentingnya lingkungan belajar bagi anak. Jurnal Kependidikan, 7(2), 61–66.
Nuryani, D. (2021). Lingkungan pembelajaran yang ramah anak dan perkembangan sosial. Jurnal Didaktika.
Putri, A., & Harahap, M. (2020). Lingkungan kelas dan perilaku sosial anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.
Rahayu, D. (2022). Pengembangan sosial anak melalui desain lingkungan fisik kelas [Skripsi, UIN Sumatera Utara].
Rubin, K. H., Bukowski, W. M., & Parker, J. G. (2006). Peer interactions, relationships, and groups. In W. Damon & R. Lerner (Eds.), Handbook of child psychology (6th ed., Vol. 3, pp. 571–645). Wiley.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes. Harvard University Press.
Wang, M.-T., Degol, J., Amemiya, J., Parr, A., & Guo, J. (2020). Classroom climate and children’s social adjustment. Frontiers in Psychology, 11, 1–13.
Wulandari, S. (2021). Pengaruh suasana kelas terhadap perilaku sosial siswa. Jurnal Pendidikan dan Psikologi.
Zee, M., & Koomen, H. M. Y. (2016). Teacher–student relationships and social development in childhood and adolescence: A meta-analytic approach. Review of Educational Research, 86(3), 712–758.
