Formulir Pendaftaran Pengurus Baru

Langkah Demi Langkah Menuju Ikhlas: Perjalanan Penerimaan Orang Tua Pada Anak Penderita Kanker

Oleh:

Sahla Aliyah Resky, Nisa Indah Fitriana, Ni Putri Juliantika, Najwa Carendra Felati Putri, Selviana Bunga Meilani, Dearly
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana

Pendahuluan
Siapa yang tidak takut ketika mendengar kata kanker. Kanker bukanlah kata yang ingin didengar oleh siapapun, terlebih saat pernyataan diagnosa itu jatuh pada seorang anak. Kazak, 2006 (dalam Lopez, 2021) Menyebutkan bahwa kanker pada anak itu memerlukan perawatan yang komprehensif dan khusus dari diagnosis hingga akhir pengobatan atau kematian anak tersebut. Begitupun dengan orang tua yang buah hatinya terdiagnosa kanker, bahkan mendengarkannya pun bagaikan disambar petir di siang hari, bukan? Orang tua merupakan pengasuh utama dalam  merawat anak anaknya, dengan menerima keadaan tersebut, mereka bisa berdamai dan hidup berdampingan dengan anak yang terdiagnosa kanker. Nah bagaimana sih cara orang tua bisa mencapai tahap menerima keadaan tersebut?

Apa itu Parental Acceptance?
Parental Acceptance menurut Rahayu (2017) merupakan cerminan sikap dari orang tua dalam menyalurkan kasih sayang yang hati-hati disertai dengan kehangatan dan kasih sayang yang dapat menjadi dorongan dalam pembentukan karakter baik pada anak. Rahayu (2017) juga menuliskan bahwa Parental Acceptance ditandai dengan kasih sayang yang penuh perawatan, sedangkan kebalikannya yakni Parental Rejection ditandai dengan pola asuh yang agresif, perasaan yang tidak mencintai dan pengabaian.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Orang Tua terhadap Anak Pejuang Kanker
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan orangtua terhadap kondisi
anaknya, khususnya dalam kasus kanker:

  1. Menghadapi Realitas Diagnosis dengan Legowo dan Ikhlas

 Sikap menerima kenyataan diagnosis dengan ikhlas dan legowo sejalan dengan konsep acceptance (penerimaan) dalam penelitian psikologi. Studi oleh Lopez (2021) menegaskan bahwa acceptance berperan penting dalam penyesuaian emosi orang tua anak kanker. Acceptance membantu orang tua menghadapi kenyataan sehari-hari, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hubungan dengan anak dan lingkungan. Sebaliknya, emotional avoidance (menghindari emosi) justru berdampak negatif pada penyesuaian diri. Ibu C menyampaikan, “Percaya sama allah, apa yang sudah allah takdirkan itu berarti memang jalan terbaik yang dikasih sama allah… kita juga harus legowo, ikhlas menerima yang sudah ditakdirkan sama allah.”

2. Mengelola Emosi Negatif Secara Pribadi

Saraswati et, al., 2018 (dalam Chasanah et,al., 2024) Kesembuhan pada anak penderita kanker diperlukan peran orang tua sebagai caregiver seperti pendidik, pendorong, pengawas, pendamping dan konselor. Menurut Nurhidayah, 2023 (dalam Chasanah et,al., 2024) Orang tua sebagai caregiver  memberikan kemampuan untuk mencapai tujuan keberhasilan dalam kesembuhan untuk meningkatkan efikasi diri. Harapan orang tua meningkatkan efikasi diri dalam kesiapan berkualitas dalam memberikan pengasuhan atau merawat anak penderita kanker walaupun mengalami hambatan. Ibu C mengatakan, “Kadang saya juga menangis, sedih. tapi saya ga pernah nangis didepan “c”… saya berusaha nerima keadaan dan damai dengan situasi ini dengan kata ‘saya kuat, saya tegar, saya semangat untuk anak saya “c” ‘…”

 

Bagaimana cara melakukan Penerimaan Orang Tua terhadap Anak Pejuang Kanker

Proses ini penuh gejolak emosi, mulai dari syok, kesedihan hingga mungkin amarah. Namun ada satu hal yang krusial, bagaimana orang tua bisa melangkah menuju penerimaan? Berikut beberapa cara penting yang dapat dilakukan:
1. Mampu Menghadapi Realitas Diagnosis dengan Legowo dan Ikhlas

Orang tua yang menerima kondisi anaknya biasanya menunjukkan sikap menerima kenyataan secara penuh tanpa menyangkal fakta. Ibu C mengungkapkan bahwa ia belajar untuk ikhlas dan percaya pada takdir Tuhan, sebagai bentuk penerimaannya. Hal ini sejalan dengan konsep acceptance (Hayes SC, Strosahl K, Wilson KG. 1999) dalam pendekatan terapi ACT (Acceptance and Commitment Therapy), yang menekankan  pentingnya menerima pengalaman sulit tanpa penolakan agar individu dapat hidup selaras dengan nilai-nilainya.
2. Fokus pada Kesehatan Diri Sendiri sebagai Prioritas untuk Merawat Anak 

Kesadaran untuk menjaga diri sendiri secara fisik dan emosional menjadi indikator penting penerimaan. Ibu C berkata, “kalau kita nya sakit, yang rawat anak kita siapa?”. Sun et, al., 2019 menemukan bahwa meskipun caregiver sering mengesampingkan kebutuhan pribadi, intervensi yang mendukung kesejahteraan emosional dan self efficacy dapat meningkatkan kualitas hidup mereka, yang mencerminkan pentingnya perawatan diri sebagai bentuk tanggung jawab jangka panjang dalam peran pengasuhan.
3. Memberikan Dukungan Emosional yang Konsisten kepada Anak

Orang tua yang mampu memberikan dukungan emosional secara konsisten kepada anak, seperti memeluk, menyemangati, dan menenangkan. Dalam penelitian Delvecchio et, al., 2020 menunjukan bahwa gaya pengasuhan authoritative yang dicirikan oleh kehangatan, responsivitas serta komunikasi terbuka berkorelasi dengan anak anak yang stabil secara emosional, ini penting dalam membantu anak mengatasi stress atau kesulitan. Ibu C mencontohkan hal ini dengan berkata, “saya suka meluk C… kasih support… supaya dia semangat kemonya”.
4. Mampu Mengelola Emosi Negatif Secara Pribadi dan Tidak Menunjukkannya di Depan Anak
Penerimaan juga terlihat dari kemampuan mengatur emosi pribadi tanpa membebani anak secara psikologis. Ibu C mengaku menangis secara pribadi, namun tidak pernah di depan anak. Ini merupakan bentuk emotional regulation, Gross (2002) menyebutkan emotional regulation yaitu proses mengelola emosi secara sehat agar tidak mengganggu fungsi sosial dan peran pengasuhan.
5. Merasa Tidak Sendirian dan Mendapatkan Kekuatan dari Lingkungan
yang Suportif
Kehadiran dukungan sosial, baik dari sesama orang tua, keluarga, maupun komunitas seperti yayasan kanker anak, sangat mempengaruhi penerimaan. Ibu C menyebutkan pentingnya dukungan ini dalam proses adaptasinya. Dalam penelitian Peer & Hillman (2014) menunjukkan bahwa perceived social support berperan besar dalam meningkatkan resiliensi dan mengurangi stres psikologis pada orang tua anak dengan penyakit kronis.

Kesimpulan
Orang tua yang anaknya didiagnosa kanker akan merasa sangat terguncang. Namun, menerima keadaan adalah hal terpenting agar mereka bisa tetap kuat. Menerima bukan berarti menyerah, tapi ikhlas menghadapi kenyataan dan perasaan yang muncul. Ini dibantu oleh keyakinan spiritual, kemampuan mengelola emosi, dan bantuan dari orang sekitar.

Daftar Pustaka

Chasanah, N., Pranoto, Y, K, S., Formen, A.. (2024). Peran dan Hambatan Orang
Tua dalam Pengasuhan Anak Penderita Kanker: Systematic Scoping Review. Jurnal
Kesehatan Vokasional. https://doi.org/10.22146/jkesvo.97619
Delvecchio, E., Germani, A., Raspa, V., Lis, A., & Mazzeschi, C. (2020). Parenting
Styles and Child’s Well-Being: The Mediating Role of the Perceived Parental Stress.
Europe’s journal of psychology, 16(3), 514–531.
https://doi.org/10.5964/ejop.v16i3.2013
Gross J. J. (2002). Emotion regulation: affective, cognitive, and social
consequences. Psychophysiology, 39(3), 281–291.
https://doi.org/10.1017/s0048577201393198
Hayes SC, Strosahl K, Wilson KG. Acceptance and commitment therapy: An
experiential approach to behavior change. New York: Guilford Press; (1999).
https://link.springer.com/chapter/10.1007/0-306-48581-8_1
LĂłpez, J., Velasco, C., & Noriega, C. (2021). The role of acceptance in parents whose
child suffers from cancer. European journal of cancer care, 30(4), e13406.
https://doi.org/10.1111/ecc.13406
Peer, K., & Hillman, S. B. (2014). Stress and resilience for parents of children with
intellectual and developmental disabilities: A review of key factors and
recommendations for practitioners. Journal of Policy and Practice in Intellectual
Disabilities, 11(2), 143-152.
Rahayu, N, D., & Hastuti, D. (2017). The Influence of Parental Acceptance Rejection and
Mother Child Attachment to Discipline among Preschool Age Children. Journal of Child
Development Studies, 02 (02).
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jcds/article/download/18563/13105
Sun, V., Raz, D. J., & Kim, J. Y. (2019). Caring for the informal cancer caregiver.
Current opinion in supportive and palliative care, 13(3), 238–242.
https://doi.org/10.1097/SPC.0000000000000438
Sharma, R., Shyam, R., & Grover, S. (2018). Coping Strategies used by Parents of
Children Diagnosed with Cancer. Indian Journal of Social Psychiatry.
10.4103/ijsp.ijsp_57_18
https://journals.lww.com/ijsp/fulltext/2018/34030/coping_strategies_used_by_parents
_of_children.14.aspx

Leave a Reply