Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan

Produktif Tanpa Drama: Tips Jitu Lawan Prokrastinasi Akademik

Oleh
Nadya Nuria Latifah, Angelika Hasibuan, Astiraisa Nabila
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana

Abstrak
Prokrastinasi akademik merupakan perilaku menunda tugas yang sering dialami oleh mahasiswa dan berdampak negatif terhadap pencapaian akademik serta kesehatan mental. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa berada dalam kategori prokrastinasi sedang hingga tinggi. Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti penggunaan teknologi yang berlebihan, lingkungan yang tidak kondusif, kondisi psikologis, serta manajemen waktu yang buruk. Prokrastinasi juga muncul dalam beberapa bentuk, seperti prokrastinasi akademik, keputusan, dan perfeksionisme. Artikel ini membahas secara komprehensif faktor-faktor penyebab prokrastinasi, jenis-jenisnya, serta solusi yang dapat diterapkan, mulai dari strategi manajemen waktu hingga intervensi psikologis.

Pendahuluan
Prokrastinasi akademik merupakan aksi penundaan pekerjaan dalam konteks akademik yang kerap kali dilakukan oleh siswa atau mahasiswa (Wangid, 2019). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jannah (2014) terhadap mahasiswa Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, ditemukan bahwa sebesar 55% mahasiswa memiliki kategori prokrastinasi sedang dan 29% memiliki kategori tinggi. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi prokrastinasi akademik sebagaimana terlampir pada penelitian yang dilakukan oleh Pradana (2021), di antaranya ialah kemudahan dalam penggunaan smartphone, game online, dan kondisi lingkungan. Dalam penelitian yang dilakukan Husain et al. (2023), ditemukan bahwa terdapat 82,7% mahasiswa menunda pekerjaan yang disebabkan oleh kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Untuk memahami fenomena yang marak dialami oleh mahasiswa ini, penting untuk mengetahui jenis-jenis prokrastinasi yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa. Dengan memahami bentuk-bentuk prokrastinasi, diharapkan agar dapat terlahir intervensi dalam menangani fenomena ini dan dapat meningkatkan kualitas hidup di kalangan mahasiswa.
Prokrastinasi akademik merupakan jenis prokrastinasi yang paling umum di kalangan mahasiswa. Menurut Puspita & Kumalasari (2022), prokrastinasi akademik adalah penundaan dalam menyelesaikan tugas, belajar untuk ujian, dan mengikuti pembelajaran yang berlangsung selama perkuliahan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya motivasi dan faktor eksternal seperti lingkungan yang tidak mendukung.
Sedangkan prokrastinasi keputusan (decisional procrastination) dalam De Palo et al. (2017) merupakan penundaan mahasiswa dalam mengambil keputusan, seperti menentukan topik skripsi, jurusan, atau peluang organisasi. Hal ini dapat menyebabkan peluang yang terlewat oleh mahasiswa itu sendiri.
Kemudian, prokrastinasi perfeksionisme dalam penelitian yang dilakukan oleh Basaria et al. (2021) merupakan prokrastinasi yang terjadi karena perfeksionisme dan ketakutan akan kegagalan (fear of failure), di mana mahasiswa menunda pekerjaannya karena merasa bahwa tugasnya belum cukup sempurna untuk dikumpulkan dan menimbulkan perasaan takut akan kegagalan saat pengumpulan tugas.
Menurut Basaria (2021), prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dari sisi teknologi, kemudahan akses smartphone, kecanduan game online, serta media sosial dan hiburan digital sering mengalihkan fokus. Lingkungan belajar yang tidak kondusif, pengaruh teman sebaya yang juga melakukan prokrastinasi, dan kurangnya dukungan sosial turut memperkuat kecenderungan ini. Secara psikologis, perfeksionisme dan standar yang tidak realistis, ketakutan gagal, kecemasan terhadap penilaian, dan rendahnya motivasi menjadi pemicu utama. Manajemen waktu yang buruk, seperti kesenjangan antara rencana dan kinerja aktual, ketidakmampuan memprioritaskan tugas, serta estimasi waktu yang tidak akurat turut memperburuk keadaan. Selain itu, tugas yang kompleks atau membosankan, tenggat waktu yang jauh, dan instruksi yang kurang jelas juga dapat memicu prokrastinasi.
Untuk mengatasi prokrastinasi akademik, beberapa strategi dapat diterapkan (Basaria et al., 2021). Manajemen waktu bisa dimulai dengan teknik Pomodoro (bekerja selama 25 menit, istirahat 5 menit), membuat jadwal realistis, dan memecah tugas besar menjadi langkah kecil yang terukur. Lingkungan belajar yang kondusif dan bebas gangguan, serta penggunaan aplikasi pemblokir situs yang mengganggu fokus, juga membantu. Intervensi kognitif-perilaku, seperti self-talk positif, mengenali dan menantang pikiran negatif, dan pemberian reward, dapat meningkatkan motivasi. Penting pula untuk mengingat tujuan jangka panjang dan mengaitkannya dengan tugas saat ini, menemukan makna dalam tugas, serta belajar bersama kelompok. Mengatasi perfeksionisme dapat dilakukan dengan menetapkan standar realistis, menerima kesalahan, dan fokus pada kemajuan. Penggunaan teknologi yang bijak serta dukungan sosial dari mentor, teman, atau konselor dapat memperkuat komitmen dan mencegah prokrastinasi.

Kesimpulan
Prokrastinasi akademik merupakan perilaku menunda tugas dalam konteks akademik yang umum dialami oleh mahasiswa. Berdasarkan penelitian, mayoritas mahasiswa mengalami prokrastinasi dalam kategori yang berbeda dan penyebab yang bervariasi, mulai dari penggunaan teknologi, faktor lingkungan, kondisi psikologis, hingga manajemen waktu yang buruk. Jenis-jenis prokrastinasi yang umum terjadi mencakup prokrastinasi akademik, keputusan, dan perfeksionisme. Untuk mengatasi prokrastinasi, berbagai solusi ditawarkan, seperti strategi manajemen waktu, modifikasi lingkungan belajar, intervensi kognitif-perilaku, serta peningkatan motivasi dan dukungan sosial. Pemahaman mendalam mengenai bentuk dan penyebab prokrastinasi sangat penting agar intervensi yang dilakukan bisa lebih tepat sasaran dan mampu meningkatkan kualitas hidup mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
Basaria, D., Zamralita, Z., & Aryani, F. X. (2021). Peran perfeksionisme terhadap prokrastinasi akademik pada remaja di DKI Jakarta. Psibernetika, 14(1). https://doi.org/10.30813/psibernetika.v14i1.2365
De Palo, V., Monacis, L., Miceli, S., Sinatra, M., & Di Nuovo, S. (2017). Decisional procrastination in academic settings: The role of metacognitions and learning strategies. Frontiers in Psychology, 8. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00973
Husain, A. R., Wantu, T., & Pautina, M. R. (2023). Perilaku prokrastinasi akademik dan faktor penyebabnya pada mahasiswa. Student Journal of Guidance and Counseling, 2(2), 145–157. https://doi.org/10.37411/sjgc.v2i2.1907
Jannah, M. (2014, August 20). Prokrastinasi akademik (Perilaku penundaan akademik) mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bk-unesa/article/view/9055
Pradana, T. A. (2021). Jenis-jenis penyebab prokrastinasi akademik peserta didik MA Minat kelas XI IPS Kabupaten Cilacap. jurnal.unugha.ac.id. https://doi.org/10.52802/crm.v2i2.239
Puspita, N. B. K., & Kumalasari, N. D. (2022). Prokrastinasi dan stres akademik mahasiswa. Jurnal Penelitian Psikologi, 13(2), 79–87. https://doi.org/10.29080/jpp.v13i2.818
Wangid, M. N. (2019, February 26). Prokrastinasi akademik: perilaku yang harus dihilangkan. Nur Wangid | Tazkiya Journal of Psychology. https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/10772

Leave a Reply